
26 Okto 2011
Hari ini, semesta cerdas sekali. Atau licik barangkali. Gue bener-bener langkah mati, semua usaha gue sekedar buat nahan supaya mata ngga basah harus gue lakukan seorang diri. Mulai dari SMS ke semua orang yang biasanya ada gak dibalas, entah karena ngga terkirim atau HPnya mati. Dan nomer HP yang biasa gue hubungi di saat-saat gini, malah terhapus gitu aja dari phonebook. Sisanya, konspirasi semesta adalah membiarkan si air mata bebas memaksa keluar dari rumahnya. Gue tahan sebisanya, sampai gue gak bisa.
Gue tahu, gue orang yang gak mungkin bisa bohong dengan ekspresi wajah. Seperti apapun gue berusaha yang ada gue malah kaya idiot bodoh. Jadi, setiap kali mereka tanya apa gue baik-baik aja, jawabannya tentu aja guenggak baik-baik aja. Dengan mata galak gue yang tiba-tiba kuyu. Dan verdomseh buat si air mata, yang kebelet gak kenal waktu. Dan semesta yang ikut-ikut berkonspirasi, membiarkan gue seorang diri.
Level salah gue penuh setiap kali. Gue jadi mutlak. Padahal di dunia ngga ada yang mutlak. Tapi ada deng! GUE. Gue adalah kesalahan mutlaknya setiap orang. Mulai dari bonyok, dan semua yang pernah mampir dan tinggal sebentar di hidup gue. Maka mereka pergi lagi. Saking mutlaknya gue dan kesalahan gue. Kalau warna gue seharusnya hitam, pekat. Bukan putih, apalagi gadis putih . Dan saat ini gue rindu menikmati hitam-hitam gue. Mengencerkannya jadi biru, atau abu-abu. Gue rindu.
Hal yang gue rasain ini udah sejuta kali gue hadapi. Jelas aja, gue yang lebih sering patah hati, bertepuk sebelah tangan, dan jadi pelaku crime of love untuk segala aspek, bukan hanya tentang pasangan! Gue hebat dalam menyakiti diri gue sendiri, lebih hebat dari yang bisa gue bikin ke orang lain (yang mengajukan complainnya ke gue). Yah, paling ngga gue hebat dalam satu hal. Siapa tau nanti berguna. Sejuata kali pun gue ngerasain ini, rasanya sama, efeknya sama, semoga kerugian yang ditimbulkan cuma ngefek ke gue. TOLONG TUHAN, kasih semuanya ke hamba. Masih ada lagi yang lebih dari ini? MANA? GUE SIAP.siap hancur
Hari ini, semesta cerdas sekali. Atau licik barangkali. Gue bener-bener langkah mati, semua usaha gue sekedar buat nahan supaya mata ngga basah harus gue lakukan seorang diri. Mulai dari SMS ke semua orang yang biasanya ada gak dibalas, entah karena ngga terkirim atau HPnya mati. Dan nomer HP yang biasa gue hubungi di saat-saat gini, malah terhapus gitu aja dari phonebook. Sisanya, konspirasi semesta adalah membiarkan si air mata bebas memaksa keluar dari rumahnya. Gue tahan sebisanya, sampai gue gak bisa.
Gue tahu, gue orang yang gak mungkin bisa bohong dengan ekspresi wajah. Seperti apapun gue berusaha yang ada gue malah kaya idiot bodoh. Jadi, setiap kali mereka tanya apa gue baik-baik aja, jawabannya tentu aja gue
Level salah gue penuh setiap kali. Gue jadi mutlak. Padahal di dunia ngga ada yang mutlak. Tapi ada deng! GUE. Gue adalah kesalahan mutlaknya setiap orang. Mulai dari bonyok, dan semua yang pernah mampir dan tinggal sebentar di hidup gue. Maka mereka pergi lagi. Saking mutlaknya gue dan kesalahan gue. Kalau warna gue seharusnya hitam, pekat. Bukan putih, apalagi
Hal yang gue rasain ini udah sejuta kali gue hadapi. Jelas aja, gue yang lebih sering patah hati, bertepuk sebelah tangan, dan jadi pelaku crime of love untuk segala aspek, bukan hanya tentang pasangan! Gue hebat dalam menyakiti diri gue sendiri, lebih hebat dari yang bisa gue bikin ke orang lain (yang mengajukan complainnya ke gue). Yah, paling ngga gue hebat dalam satu hal. Siapa tau nanti berguna. Sejuata kali pun gue ngerasain ini, rasanya sama, efeknya sama, semoga kerugian yang ditimbulkan cuma ngefek ke gue. TOLONG TUHAN, kasih semuanya ke hamba. Masih ada lagi yang lebih dari ini? MANA? GUE SIAP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar